Jumat, 18 Januari 2013

Kenapa Jurnalistik & Psikologi ?

Terima kasih yang tak terhingga kepada Allah SWT atas semua karuniaNya, setelah 39 tahun merasakan indahnya kehidupan, berjuang untuk mencapai tujuan, cita dan cinta akhirnya baru sadar 2 hal yang membuat hati deg deg kan dan jantung berdebar adalah ketika mempelajari Jurnalis dan Psikologi.
 
Setelah mendapatkan restu dari suami tercinta dan anak anak tersayang, akhirnya bisa kuliah psikologi di Universitas Mercu Buana http://kk.mercubuana.ac.id/,  kuliah sebelumnya :
 
1.  Sistem Informasi Akuntasi di YAI --- Lulus
2.  Sekolah Tinggi Manajemen Industri (STMI) --- Drop Out sampai semester 4
3.  Interstudi School Of Public Relations -- Lulus
 
 .... Horee... Ketika tulisan ini dibuat  (Januari 2013) sedang memasuki semester 2, IP Semester 1 yang lalu adalah  3.91 dimana semua mata kuliah dapat A kecuali psikologi umum 1 dapat B+.  Semester 2 ini belum tahu nilai tapi ngga terlalu ngoyo dapat A, diusia sekarang ngga penting nilai yang penting ilmu pengetahuannya dapat.
 
Jurnalis belajar di http://www.jurnalistik.net/ mentor Harry Surjadi, ikut kursus online Jurnalisme Rakyat Angkatan 1.
 
Untuk suami tercinta Antonius Sudiono, Anak tersayang Mario Kawadito dan Deandarla Naoremisa terima kasih untuk dukungan yang diberikan.

Jadi kenapa Jurnalistik dan Psikologi ? Karena sensasi yang dirasakan beda dengan ketika belajar komputer, manajemen  atau komunikasi. Ketika belajar 2 hal ini  hati dan jantung berdebar, mata tidak mengantuk dan rasa ingin tahu tinggi.

 
 
Jakarta 19 Januari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar